SAMARINDA – Wali Kota Samarinda nonaktif, Andi Harun, menyampaikan niatnya untuk menjadikan Kota Tepian sebagai pusat industri perkapalan di Kalimantan Timur. Upaya ini dilakukan dengan mengembangkan kawasan industri perkapalan di wilayah Samarinda dan sekitarnya guna mendukung perekonomian daerah.
“Samarinda memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri maritim dan perkapalan mengingat posisi geografisnya yang strategis dan kedekatannya dengan Selat Makassar, yang merupakan jalur pelayaran penting di Indonesia,” ujar Andi Harun di sela pelantikan pengurus BPC HIPMI Samarinda Periode 2024-2027 pada Sabtu (2/11) lalu.
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Kalimantan Timur, Mohammad Hamzah, menyatakan kesiapannya mendukung niat baik Wali Kota Samarinda dalam membangun industri perkapalan di kawasan tersebut.
“Ini menunjukkan sinergi yang positif antara sektor pemerintahan dan dunia usaha dalam mengembangkan potensi daerah Kalimantan Timur, khususnya di bidang industri maritim,” terang Hamzah pada Selasa (5/11).
Sebagai organisasi yang mewakili perusahaan eksportir, GPEI Kaltim melihat potensi besar dalam pengembangan industri perkapalan. Hamzah menjelaskan, industri perkapalan dapat membuka peluang ekspor baru, baik produk kapal maupun komponen-komponennya.
“Samarinda, dengan kedekatannya dengan Selat Makassar, memiliki akses strategis ke jalur pelayaran internasional yang dapat meningkatkan kegiatan ekspor,” kata Hamzah.
“Dengan adanya industri perkapalan, sektor ekonomi lain seperti logistik, transportasi, dan manufaktur akan berkembang. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Samarinda dan Kalimantan Timur secara keseluruhan,” tambahnya lagi.
Selain itu, industri perkapalan tentunya membutuhkan tenaga kerja terampil. GPEI Kaltim mendukung upaya menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal.
“Ini kesempatan bagi masyarakat Samarinda yang memiliki keterampilan di bidang maritim dan perkapalan,” imbuh ketua GPEI Kaltim dua periode ini.
Hamzah juga berharap adanya kemitraan kuat antara pemerintah kota, pengusaha lokal, dan investor dalam pembangunan sektor perkapalan. “Kolaborasi ini akan memastikan infrastruktur yang dibutuhkan dapat terwujud secara efektif dan berkelanjutan,” katanya.
Hamzah menambahkan, mendukung pembangunan industri perkapalan juga berarti mendukung pengembangan infrastruktur seperti pelabuhan, fasilitas perbaikan kapal, dan sistem logistik yang efisien.
Hamzah juga memastikan bahwa GPEI Kaltim siap membantu dalam mekanisme kawasan berikat untuk kemudahan impor bahan baku dan suku cadang kapal dengan fasilitas penundaan pajak serta ekspor hasil industri perkapalan. “Kami ingin industri perkapalan Samarinda memiliki daya saing dengan daerah lain seperti Batam,” tegasnya.
Dengan kesiapan GPEI Kaltim menyambut rencana ini, diharapkan pengembangan industri perkapalan di Samarinda berpotensi menjadi salah satu pilar perekonomian daerah yang kuat. Langkah ini juga penting dalam menjadikan Kalimantan Timur sebagai pusat industri maritim di Indonesia.