Forum Kepala Teknik Tambang Kaltim jadi Wadah Bertukar Ilmu dan Cara Mewujudkan Good Mining Practice

Samarinda – Forum Kepala Teknik Tambang (FKTT) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar diskusi bersama yang membahas tentang kaidah Good Mining Practice, pada Kamis (26/5/2023).

Diskusi yang digelar di Hotel Aston Samarinda itu dihadiri sebanyak 170 Kepala Teknik Tambang (KTT) yang ada di Kaltim. Tujuannya, seluruh industri pertambangan yang hadir dalam prakteknya, mengedepankan kaidah Good Mining Practice atau metode penambangan yang baik dan turut berkontribusi dalam menaati aturan, terencana dengan baik dan menerapkan teknologi yang sesuai.

Pun demikian terhadap aspek lingkungan sekitar. Industri pertambangan diharapkan tetap melaksanakan konservasi bahan galian, mengendalikan dan memelihara fungsi lingkungan, hingga menjamin keselamatan kerja, mengakomodir keinginan dan partisipasi masyarakat.

“Memang tujuannya juga untuk mengingatkan para KTT untuk tetap menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai peraturan yang berlaku,” kata Kepala Forum Kepala Teknik Tambang Kaltim, Raden Agah Wahyu Nugraha.

Dengan mengikuti kaidah Good Mining Practice, maka akan menghasilkan nilai tambah, meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Bahkan ikut serta menciptakan pembangunan yang berlanjutan. Meskipun pengawasan hingga perizinan pertambangan saat ini dipegang oleh pemerintah pusat.

“Tapi harus tetap memastikan kalau tambang itu tetap aman dan berusaha menjaga lingkungan. Memang untuk dampak selalu ada, cuman bisa diminimalisir dan tidak berdampak jauh ke masyarakat makanya harus menerapkan kaidah Good Mining Practice. Kalau tambang yang bener tentu nggak ada dampak yang besar,” terangnya.

Bukan hanya soal kaidah penambangan yang baik saja, dalam diskusi tersebut, juga menjadi momentum untuk saling bertukar ilmu ke sesama pucuk pekerja industri pertambangan. Termasuk mencari soslusi terkait permasalahan yang dihadapi.

“Untuk saat ini kami juga mengingatkan soal masalah pengangkatan dan pemberhentian KTT, karena saat in ikan banyak juga perusahaan yang baru-baru muncul kembali dan KTT-nya termasuk masih baru-baru, jadi kami sekadar mengingatkan jika jadi KTT itu tidak mudah. Posisi KTT memang paling tinggi di dalam proses pertambangan, tapi yang harus diingat tanggung jawabnya juga besar,” tutup pria yang juga sebagai KTT di PT Khotai Makmur Insan Abadi.

Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim, Munawar yang membuka diskusi dari Forum Kepala Teknik Tambang Kaltim berpesan, jika forum ini bisa menjadi wadah untuk bertukar pengetahuan industri pertambangan yang benar. Sehingga kaidah dari Good Mining Practice, benar-benar bisa berjalan.

“Forum ini juga bisa sebagai wadah untuk menyikapi permasalahan yang ada dan bisa diselesaikan dalam forum ini. Sehinggi bisa bermanfaat. Tidak saja kita memandang dari sudut kewenangan atau tidak punya kewenangan, karena permasalahan itu pun yang tidak punya kewenagan pun tapi dalam objek wilayah itu tumpuan permasalahan,” ucapnya.

Menurut mantan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kaltim ini, forum ini juga bisa menjadi jalinan sinergitas antara pelaku pertambangan, pemerintah daerah terkait hingga ke ranah kementerian yang menaungi. Meskipun kini kewenagan pertambangan di Benua Etam sudah tidak lagi berada di dinas yang didudukinya.

“Meskipun kami (Dinas ESDM kaltim) sekrang tidak ada kewenangan, tapi sesuai amanah Pansus Pertambangan DPRD Kaltim yang turut melakukan monitoring. Selain itu data-data pertambangan yang sangat minim semenjak kewenangan ditarik ke pusat, dalam forum ini kami meminta agar juga melaporkan ke kami juga, seperti kewengan masih di daerah. Sehingga, jika nanti menyajikan data, kami juga punya sebagai bahan penyelesaian permasalahan yang ada,” bebernya.

Platform Karya Anak Bangsa Ikut Unjuk Gigi Dalam FKTT Kaltim

Tim EGeos

Dalam FKTT Kaltim, rupanya bukan hanya dihadiri para pelaku pertambangan. Berbagai perusahaan pengembangan aplikasi atau platform geospasial turut unjuk gigi memamerkan hasil karyanya. Diantaranya eGeos Map, platform yang dikembangkan PT Ekosistem Geospasial Mandiri (EGM). Menariknya, platform geospasial ini murni hasil karya anak bangsa. Mulai dari ide, pengembangan aplikasi hingga perusahaan yang menaungi.

Muhamad Fazrian selaku Operasional dan Pengembangan PT EGM, menerangkan, eGeos Map menjadi platform yang mampu mempermudah pekerjaan dalam melakukan survey. Sebab, data yang sebelumnya diperoleh cukup diunggah ke server yang akan melakukan pengolahan hingga memvisualisasikan hasilnya.

Aplikasi pemetaan hasil karya anak bangsa ini diklaim bekerja jauh lebih ringan. Sehingga, perangkat dalam penggunaan eGeos Map tak hanya terbatas pada komputer atau laptop saja, tetapi dapat digunakan pada tablet hingga gawai pintar.

“Jadi awalnya eGeos ini dari keresahaan surveyor, termasuk saya yang kepikiran saat survey menggunakan drone kenapa data itu selalu kami bawa ke kantor untuk diolah, kenapa tidak diupload saja ke sebuah server dan bisa diproses jadi bisa lihat hasilnya,” terangnya.

Gambaran yang disediakan dari pengolahan platform eGeos pun beragam. Pertama, visialiasi Orthophoto yang hasilnya berupa foto udara. Kedua, Digital Surface Model atau gambaran yang menerangkan ketinggian permukaan berdasarkan warna. Terakhir hasil dengan model 3D Point Cloud, yang merepresentasikan bentuk permukaan objek dipindai secara tiga dimensi.

“Untuk Orthophoto dengan resolusi 1:1000 dan kalau diperbesar tidak pecah, bahkan bisa sampai skala 1:750. Selain itu, karena ini momennya soal pertambangan jadi kalau untuk hasil 3D Point Cloud juga bisa untuk mengukur volume dari stockpile yang ada. Hasilnya juga bisa diunduh untuk digunakan di masing-masing palikasi GIS yang digunakan penggunanya,” jelasnya.

Fazrian menjelaskan lebih rinci jika eGeos Map saat ini memang masih menerapkan sistem repeater automatic programming, namun kini pengembangannya juga mulai mengarah ke artificial intelligence (AI).

“Memang sudah ada develop ke arah AI cuman belum masuk ke arah produksi, jadi belum dirilis. Untuk eGeos ini juga nggak terbatas pada pertambangan saja, tapi bisa digunakan secara general. Kami aplikasi yang kami kembangkan ini juga bisa dikostumisasi sesuai keinginan user,” tukasnya.

Sumber: Prolog.co.id

Berita Lainnya