Samarinda – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalimantan Timur menggelar Forum Konsultasi Daerah bertema “Kickoff Forum Konsultasi Daerah untuk Percepatan Transformasi Ekonomi Kalimantan Timur”. Acara di Hotel Mercure Samarinda ini dihadiri berbagai pemangku kepentingan pada Selasa (22/10).
Diskusi ini membahas bagaimana menghadapi tantangan global, keberlanjutan batubara, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Narasumber dari berbagai lembaga seperti Kementerian PPN/Bappenas, Universitas Indonesia, dan PT Indo Tambang Megah berbicara tentang pengembangan sektor pariwisata, pertanian berkelanjutan, dan teknologi industri.
Sekda Kaltim, Sri Wahyuni, menekankan pentingnya kolaborasi antar sektor untuk menciptakan solusi inovatif.
“Transformasi ekonomi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan peran aktif asosiasi, sektor swasta, dan masyarakat,” kata Sri dalam sambutannya.

Hasrun Jaya, Sekretaris DPD Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Kalimantan Timur, menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan pada batubara dan migas. “Batubara dan migas merupakan energi yang tidak terbarukan,” jelasnya.
Menurut Hasrun, ekonomi berkelanjutan di Bumi Etam dapat ditopang dari sektor manufaktur. Langkah ini dianggap penting untuk memastikan keberlanjutan ekonomi Kaltim di masa mendatang.
“Kita perlu melakukan transformasi ekonomi yang bersumber dari sektor manufaktur dan memperkuat serta mereposisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang berada di wilayah Kalimantan Timur,” tegas Hasrun.
Bappeda Kaltim berencana mengintegrasikan hasil diskusi forum ke dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah. Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum bagi Kalimantan Timur menuju ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.