Samarinda – Pemprov Kaltim tengah memaksimalkan hilirisasi komoditas karet sampai ke pasar internasional. Sejumlah persiapan infrastruktur dasar tengah dipersiapkan.
Kepala DPMPTSP Kaltim, Puguh Harjanto mengatakan bahwa pihaknya tengah menyusun laporan untuk pengoptimalan hilirisasi karet sedang berlangsung. Pihaknya juga akan mempercepat pembangunan infrastruktur dasar.
“Ini ada tujuan utama untuk memperluas pasar dan menduniakan produk hilirisasi karet dari Kaltim,” ujar Puguh.
Menurut Puguh, ekspansi bisnis di pasar internasional yang ingin berhasil harus menyertakan persiapan dan strategi yang selektif. Dia mengatakan, infrastruktur yang besar bisa untuk pertumbuhan industri karet yang berkelanjutan.
“Dengan infrastruktur yang baik, logistik dan distribusi produknya akan menjadi lebih efisien, menciptakan peluang pertumbuhan yang signifikan,” tambah dia.
Mengacu pada data dari Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, pada 2016 produksi karet di Kaltim mencapai 62.106 ton dan tercatat ada 65.453 petani. Kemudian pada 2017, produksinya meningkat 63.150 ton dengan 65.713 petani.
Namun, pada 2018, produksinya sempat menurun menjadi 57.389 ton dengan 64.825 petani. Selanjutnya pada 2019, produksinya kembali menurun menjadi 52.817 ton dan 63.358 petani. Lalu pada data 2020 yang tercatat, produksi karet menjadi 55.690 ton dengan 59.678 petani.
Terpisah, Ketua DPD Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Kaltim, M Hamzah mengakui bahwa karet berpeluang menjadi komoditas unggulan di Benua Etam. Namun, dia mengatakan, belum mempelajari soal komoditas ini secara sepenuhnya.
Pun dia juga belum memahami betul terkait seberapa jauh bantuan dari pemerintah daerah untuk komoditas ini. Termasuk upaya untuk mengekspor karet dari Kaltim.
“Tapi, karet ini kalau mau (dikembangkan) pangsa pasarnya juga luar biasa. Tinggal kita mau ekspor itu dalam bentuk apa,” ungkap Hamzah, Senin (30/10/2023).
Selama ini, sepengetahuannya komoditas karet di Kaltim banyak dikirim ke Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga ke Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Namun menurutnya, langkah Pemprov Kaltim untuk mengembangkan karet sudah sangat baik.
“Produknya ada, kemudian juga diminati untuk ekspor sehingga Kaltim sendiri tinggal mengembangkan apakah akan ekspor mentah atau setengah masak. Itu perlu didorong, Kaltim mesti menghitung jumlah karet yang ada,” tandasnya.
Sumber: Prolog.co.id